
SMA Negeri 5 Kota Metro Akan Tatap Muka Januari Mendatang
Buana Media Lampung, METRO – Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 5 Kota Metro, telah merencanakan belajar secara tatap muka pada Tanggal 04 Januari 2021 mendatang, disampaikan oleh Suparni selaku Kepala Sekolah.
“Kita akan mengajak musyawarah untuk perijinan siswa. Jadi semua siswa harus ada pernyataan perijinan dari orang Tua nya, tapi kalo orang tua mereka tidak mengijinkan ya tidak masalah anak masih bisa belajar di rumah seperti biasanya saja,” kata Suparni di Ruang Kerjanya, Senin (14/12/2020).
Pohaknya juga tak mewajibkan muridnya harus bertatap muka, tetapi harus atas dasar izin orangtua masing-masing.
“Kita tidak mewajibkan anak harus tatap muka, jika siswa diizinkan oleh orangtuanya, kita juga harus memastikan anak itu tidak dalam kondisi sakit, termasuk siswa yg memiliki riwayat sakit kami harus mempunyai datanya, anak anak bisa dikatakan rentan sakit karena mempunyai riwayat sakit, sakit bawaan itu yg harus diperhatikan, kalo pemerintahan secara nasional kan sudah menyerah kan ke pemerintah daerah, gubernur sudah memberikan edaran apakah ada kepala sekolah supaya memastikan sekolahnya aman,” kata dia.
“Pihak sekolahannya siap dan secara struktur untuk protokol kesehatannya siap boleh dipersilahkan, tapi semuanya harus koordinasi dengan orangtua melalui komite harus ada izin dari orangtua dan anak yang tidak ada izin dari orangtua tidak perlu dipaksa, mereka boleh memilih mau belajar tatap muka atau dari rumah. Karena belajar tatap muka dan daring itu punya konsekuensi, kalo daring ya konsekuensi, kuotanya tiap hari, sedangkan tatap muka konsekuensinya ya bener-bener harus peduli dengan siswa, dan harapan kami untuk orang tua ya bisa ngantar dan menjemput anak-anaknya agar lebih aman, karena anak berangkat dari rumah di perjalanan sendiri ya dikhawatirkan pulangnya tidak langsung pulang ke rumah, berangkat tidak langsung ke tujuan itu mengkhawatirkan dia sekolah,” tambahnya.
Suparni juga berharap, para orangtua dapat meluangkan waktu untuk mengantar dan menjemput anaknya di sekolah, dikarenakan waktu belajar hanya 3 jam.
“Maka harapannya orangtua sedapat mungkin mengantar dan menjemput karena kan kita belajar nya tidak lama dan pulangnya paling abis dzuhur jam 12 udah pulang, 3 jam enggak lama. Harapannya diantar jemput, kita juga tahu orangtua memiliki kesibukan dan punya ketugasan tapi yg penting anak nya bener bener diwanti-wanti lah karena kondisi nya belum bener bener aman.
Setelah selesai belajar langsung pulang biar tidak ada lagi ada yang keluyuran, pihak sekolahan hanya menghawatirkan ketika di sekolahan gak terlalu khawatir karena kami sudah menyiapkan infrastruktur untuk cuci tangan, untuk lain lainnya udah secara protokol kesehatan sudah kami siapkan, tapi ketika sudah keluar dari halaman sekolah sampek ke rumah itu kan kita tidak bisa mengawasi, jadi masyarakat berperan, aparat berperan terutama orang tua berperan penting untuk mengawasi siswa-siswi kita,” jelasnya. (Syafrin).